Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Awwala Baitin Wudhi’a Linnas”: Rumah Peradaban untuk Manusia

356
×

Awwala Baitin Wudhi’a Linnas”: Rumah Peradaban untuk Manusia

Share this article

ppmindonesia.com, Jakarta– Pertanyaan dalam Surah Adz-Dzariyat (51:21), “Dan pada diri kamu, apakah kamu tidak perhatikan?” mendorong manusia untuk merenungi dirinya sendiri. Sebagai makhluk yang disebut hayawanun natiq (binatang berpikir), perbedaan utama manusia dari hewan hanya muncul ketika ia menggunakan akalnya dengan baik. Namun, jawaban atas pertanyaan tersebut tentu berbeda-beda, tergantung pada kesadaran dan pemahaman masing-masing individu.

Bagi mereka yang memahami Al-Qur’an, pertanyaan tersebut seharusnya menjadi panggilan untuk perenungan lebih dalam tentang:

  1. Asal Keberadaan dan Fasilitas Hidup
    • Surah An-Nahl (16:78) mengingatkan bahwa Allah menciptakan manusia dari rahim ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Kemudian Allah memberikan manusia pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi sayangnya hanya sedikit dari mereka yang bersyukur.
  2. Perjalanan Kehidupan Menuju Akhir
    • Surah Al-Hajj (22:5) menggambarkan perjalanan manusia dari kelahiran hingga usia tua yang hina (arzalil ‘umur), di mana sebagian manusia kehilangan ingatannya tentang hal-hal yang pernah mereka ketahui.
  3. Afidah sebagai Kendali Jiwa dan Hati
    • Dalam Surah Al-Anfal (8:24), Allah menjelaskan bahwa manusia diberi afidah (kesadaran) dan hati (qolb) sebagai pusat kendali dalam hidup. Namun, apakah manusia memberi ruang yang cukup bagi hatinya untuk mengatur kehidupannya, itu tergantung pada pilihan setiap individu.

Instrumen Kendali pada Diri Manusia

Al-Qur’an memperkenalkan sejumlah satuan kendali dalam tubuh manusia:

  • Qalbun (hati) berperan melalui afidah (kesadaran).
  • ‘Ainun (mata) berfungsi melalui bashor (daya lihat).
  • Uzunun (telinga) bekerja melalui sama’ (daya dengar).

Lebih dari sekadar memahami misteri tubuh manusia yang masih menyisakan teka-teki bagi sains, yang jauh lebih penting adalah memperhatikan jiwa atau nafs. Jiwa (nafs) merupakan istilah yang sering muncul dalam Al-Qur’an, dan beberapa ayat menarik perhatian pada aspek ini:

  • Surah Yusuf (12:53) menyebut bahwa setiap jiwa memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat, kecuali jiwa yang dirahmati oleh Allah.
  • Surah An-Nisa’ (4:1) menyebut bahwa penciptaan manusia berasal dari satu jiwa, dengan dhamir (kata ganti) yang mengarah kepada wanita sebagai bagian dari proses penciptaan ini.
  • Surah Al-Isra’ (17:25) mengingatkan bahwa Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam jiwa manusia: “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam jiwamu. Jika kamu berlaku shalih, Allah akan memperhatikan orang yang bergantung kepada-Nya.”

Perenungan atas Pertanyaan QS 51:21

Pertanyaan dalam Surah Adz-Dzariyat (51:21) mendorong kita untuk merenungi diri: Apakah kita telah benar-benar memahami dan memperhatikan kemampuan, potensi, serta kecenderungan dalam diri kita? Apakah hati dan kesadaran kita telah digunakan untuk mengarahkan hidup sesuai dengan petunjuk Allah?

Akhirnya, jawaban atas pertanyaan ini bergantung pada setiap individu. Maka, mari kita tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah aku telah memperhatikan dan mengenali diriku dengan sebaik-baiknya?” (husni fahro)

 

Example 120x600