Oleh; Guntoro Soewarno
Kiai Mudrik : “Pelatihan ini untuk Kemandirian Pesantren.“
SEMARANG -ppmindonesia.com – Pesantren Darut Taqwa menggelar pelatihan Pertanian Terpadu Berbasis Organik. Menurut satu pengasuh pesantren itu, program ini bertujuan untuk kemandirian pesantren dan jaringan pesantren milik alumni.
Pendiri dan pengasuh Pesantren Darut Taqwa Abuya Dr. KH. M Mudrik Abdullah MM menyatakan hal itu kemarin (27/12/23) di komplek Pesantren di Meteseh, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang Kota Semarang. “Mengembangkan kemandirian pesantren dengan Pertanian Organik itu sangat penting,” jelasnya.
Pelatihan digelar di satu ruangan milik Pesantren. Hadir dalam acara itu sebanyak 30 santri, baik santri yang masih aktif maupun alumni pesantren yang sudah mempunyai pesantren sendiri. “Pesantren ini sudah melahirkan sekitar 50 ustadz yang masing-masing sudah mempunyai pesantren sendiri. Saya berharap dengan mereka mengikuti pelatihan ini, kemudian bisa mengembangkan sendiri program pertanian terpadu berbasis organik di masing-masing pesantren mereka,” jelas Kiai Mudrik.
Pelatihan yang dilanjutkan dengan praktek membuat berbagai pupuk organik ini akan digelar dalam tiga angkatan. “Masing-masing angkatan 30 santri dan alumni,” jelas Hadad Bagus anak keempat Kiai Mudrik.
Pentingnya Kemandirian Pesantren
Sementara itu, Fasilitator pelatihan Guntoro Soewarno menyatakan pentingnya kemandirian pesantren dengan mengembangkan Pertanian Terpadu (Integrated Farming) berbasis Organik. “Dakwah mesti mandiri. Menyatunya dakwah dan pengusaha kaya adalah sunatullah. Sahabat nabi generasi pertama 80% adalah pengusaha yang kaya raya. Juga sahabat inti nabi setelah di Madinah adalah para pejuang yang juga pengusaha kaya raya,” ujar Guntoro yang juga Peneliti pada Institute Pengembangan Masyarakat (Ipama), satu perusahaan Konsultan Pengembangan Masyarakat di bawah PT Aurora Alpha Centauri.
Menurutnya, salah satu jalan memandirikan pesantren dengan mengembangkan Pertanian Terpadu berbasis Organik. “Satu-satunya cara agar sukses sebagai petani mesti mengembangkan pertanian model ini,” jelasnya.
“Pesantren ini sudah melahirkan sekitar 50 ustadz yang masing-masing sudah mempunyai pesantren sendiri. Saya berharap mereka bisa mengembangkan program ini di masing-masing pesantren mereka.” (Pendiri dan Pengasuh Pesantren Darut Taqwa Abuya Dr. KH. M. Mudrik Abdullah, MM).
Direktur Utama PT Sejahtera Makmur Gunaboga, produsen Halal Bakery Tsabita Semarang ini menambahkan, dengan sistem pertanian terpadu berbasis organik, maka produktivitas pertanian akan tinggi dengan biaya budidaya yang sangat efisien. “Dengan organik, maka biaya produksi bisa ditekan sampai 30%. Sudah hasilnya sangat bermutu, dijual murahpun masih untung,” ujar Alumni Matematika Undip ini.
Ia menerangkan, pelatihan ini akan dilanjutkan dengan praktik langsung. “Ini agar peserta pelatihan langsung paham. Tidak hanya teoritik,” jelasnya.
Usai pelatihan akan dilanjutkan dengan kerjasama program Pengembangan Pertanian Terpadu Berbasis Organik antara Pesantren Darut Taqwa dengan PT Aurora Alpha Centauri. Pada tahap awal Pesantren menyediakan lahan seluas 3.000 – 5.000 m2 untuk mengembangkan program ini, dengan sistem bagi hasil.
“Saya berharap jadi program kongkrit agar kemandirian pesantren dan alumninya bisa benar-benar terwujud,” jelas Guntoro, yang juga Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Wilayah (MW) Kahmi Jawa Tengah ini. (pes) editor : mridwan