Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Wala Tabghil Fasada Fil Ardh

376
×

Wala Tabghil Fasada Fil Ardh

Share this article
Ilustrasi hutan gundul karena di lakukan penebangan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan (ppm.doc)

Dengan memahami dan mengamalkan pesan Al-Qur’an ini, manusia diharapkan bisa menghindari kerusakan dan menciptakan kehidupan yang selaras dengan kehendak Allah

ppmindonesia.com, Jakarta-Larangan untuk tidak berbuat kerusakan di bumi bukanlah hal baru dan sangat populer di kalangan umat beragama. Al-Qur’an menegaskan larangan ini dalam Qs 28:77, yang mengajak manusia untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Pesan ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan keberlanjutan hidup manusia dan keseimbangan alam.

Kerusakan: Akibat Tindakan Manusia

Allah mengingatkan dalam Qs 30:41 bahwa segala kerusakan yang terjadi di darat dan laut merupakan dampak dari perbuatan manusia sendiri. Ayat ini menggarisbawahi bahwa ulah manusia yang serakah dan abai terhadap lingkungan membawa kehancuran. Selain itu, kerusakan sosial dan moral juga bisa terjadi jika orang beriman tidak bersatu dan saling menolong, sebab orang kafir senantiasa bersatu dan bekerja sama (Qs 8:73).

Bahkan, jika kebenaran mengikuti keinginan hawa nafsu manusia, langit dan bumi pun akan hancur (Qs 23:71). Oleh karena itu, Allah menetapkan bahwa negeri akhirat (darul akhirah) hanya diperuntukkan bagi orang yang tidak sombong dan tidak berbuat kerusakan di bumi (Qs 28:83).

Menjaga Tatanan Kehidupan dan Alam

Dalam Qs 16:93, Allah menggambarkan betapa pentingnya menjaga dan mempertahankan sesuatu yang sudah tertata dengan baik. Manusia diingatkan agar tidak bertindak seperti seseorang yang mengurai benang tenunan rapi hingga kusut dan berantakan. Pesan ini relevan dengan kewajiban manusia untuk menjaga tatanan sosial, lingkungan, dan ekosistem agar tetap berfungsi harmonis.

Keseimbangan Alam: Teladan dari Penciptaan Langit dan Bumi

Al-Qur’an menggambarkan bagaimana Allah menciptakan alam dengan keseimbangan. Dalam Qs 7:54, Allah menyatakan bahwa setelah menciptakan langit dan bumi, Dia menyeimbangkan seluruh benda-benda angkasa (istawā ‘alal ‘arsy). Allah juga menciptakan gunung-gunung sebagai penyeimbang agar bumi tidak bergoncang dan manusia bisa hidup di atasnya (Qs 21:31). Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa Allah sendiri menjaga keseimbangan alam, dan manusia pun memiliki tanggung jawab yang sama untuk tidak merusak lingkungan.

Waspada terhadap Kerusakan yang Dibuat Manusia

Penting untuk selalu waspada terhadap potensi kerusakan yang muncul akibat tindakan manusia. Qs 30:41 dan Qs 16:93 memberikan peringatan bahwa apabila tatanan yang sudah baik diabaikan atau dirusak, maka kehancuran akan sulit dihindari. Seperti alam semesta yang telah diciptakan dengan keseimbangan oleh Allah, manusia juga harus menjaga keharmonisan lingkungan dan masyarakat, agar tidak menimbulkan kerusakan yang akan mengancam kehidupan di masa depan.

Kesimpulan

Larangan berbuat kerusakan di bumi adalah peringatan serius bagi manusia untuk menjaga tatanan dan keseimbangan alam yang telah Allah ciptakan. Kerusakan tidak hanya bersifat fisik seperti perusakan lingkungan, tetapi juga mencakup aspek sosial dan spiritual. Manusia harus sadar bahwa setiap tindakan yang tidak bertanggung jawab dapat membawa kehancuran, dan kewajiban mereka adalah menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi.

Dengan memahami dan mengamalkan pesan Al-Qur’an ini, manusia diharapkan bisa menghindari kerusakan dan menciptakan kehidupan yang selaras dengan kehendak Allah.(husni fahro)

Example 120x600