ppmindonesia.com.Jakarta- Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang memainkan peran penting dalam perkembangan Islam dan dinamika politik Nusantara. Berdiri pada akhir abad ke-15, kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam sekaligus memiliki pengaruh besar dalam peralihan dari era Hindu-Buddha ke era Islam di Jawa.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit yang ibunya berasal dari Negeri Campa (Kamboja). Pada awalnya, Demak merupakan sebuah kadipaten di bawah naungan Majapahit. Namun, seiring dengan kemunduran Majapahit dan dorongan dari para Wali Songo, Raden Patah memproklamirkan kemerdekaan Demak sekitar tahun 1475 M.
Setelah memisahkan diri, Kerajaan Demak berkembang pesat sebagai pusat politik dan agama Islam. Wilayahnya meliputi daerah pesisir utara Jawa hingga Sumatra bagian selatan, Kalimantan, dan beberapa wilayah lainnya. Keberadaan kerajaan ini menandai awal dari dominasi Islam dalam sistem pemerintahan di Jawa.
Masa Kejayaan di Bawah Sultan Trenggana
Puncak kejayaan Kerajaan Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521-1546). Pada era ini, Demak berhasil memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah, termasuk Jepara, Tuban, Madiun, Blora, dan Kediri. Salah satu pencapaian terbesar Sultan Trenggana adalah penaklukan Sunda Kelapa dari tangan Portugis pada 22 Juni 1527 di bawah komando Fatahillah. Setelah direbut, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta, yang kemudian berkembang menjadi Jakarta.
Selain ekspansi wilayah, Sultan Trenggana juga memainkan peran besar dalam penyebaran Islam di Nusantara. Bersama Wali Songo, kerajaan ini menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam, dengan Masjid Agung Demak sebagai simbol kejayaannya. Masjid ini hingga kini masih berdiri sebagai saksi sejarah kejayaan Demak dalam mengembangkan ajaran Islam di Indonesia.
Konflik Internal dan Keruntuhan
Setelah wafatnya Sultan Trenggana pada 1546, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran akibat perebutan kekuasaan di antara keluarga kerajaan. Sunan Prawata, yang menggantikan Sultan Trenggana, dibunuh oleh Arya Penangsang dalam perebutan takhta. Arya Penangsang kemudian naik takhta, tetapi ia mendapat perlawanan dari Adipati Hadiwijaya, penguasa Pajang.
Konflik ini berujung pada perang saudara yang melemahkan kekuatan Demak. Pada akhirnya, Adipati Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan memindahkan pusat kekuasaan ke Pajang pada tahun 1568, yang menandai berakhirnya Kerajaan Demak sebagai pusat kekuasaan Islam di Jawa.
Warisan dan Pengaruh Kerajaan Demak
Meskipun berumur relatif singkat, Kerajaan Demak meninggalkan warisan besar dalam sejarah Indonesia. Selain sebagai pelopor kerajaan Islam di Jawa, Demak juga berperan dalam perkembangan seni, arsitektur, dan pendidikan Islam. Masjid Agung Demak menjadi simbol keberhasilan dakwah Islam, sementara peran para Wali Songo terus berpengaruh dalam budaya dan tradisi Islam di Indonesia.
Sebagai pusat kekuasaan dan dakwah Islam di Nusantara, Kerajaan Demak telah mengukir sejarah yang tak terlupakan. Perjuangannya dalam mempertahankan dan menyebarkan Islam menjadi bagian penting dalam perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia.(acank)