Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Makna ‘Syahid’ dalam Al-Qur’an: Menyoroti Kesaksian, Bukan Martir

181
×

Makna ‘Syahid’ dalam Al-Qur’an: Menyoroti Kesaksian, Bukan Martir

Share this article

ppmindonesia.com. Jakarta – Konsep “syahid” sering kali dikaitkan dengan “syuhada” dalam pemahaman mayoritas umat Islam, yang menganggap siapa pun yang mati dalam peperangan, tenggelam, atau dalam kebakaran sebagai seorang syahid yang langsung masuk Surga.

Namun, pemahaman ini perlu dikaji ulang dengan merujuk langsung kepada Al-Qur’an. Dalam kajian ini, kita akan menelusuri makna “syahid” dalam Al-Qur’an dan melihat bagaimana konsep ini sebenarnya berkaitan dengan “kesaksian” dan bukan “kematian sebagai martir.”

Cara Kematian Tidak Menentukan Nasib di Akhirat

Al-Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa cara seseorang meninggal dunia tidak menentukan tujuan akhir mereka di akhirat. Surga dan Neraka ditentukan oleh keimanan dan perbuatan seseorang selama hidupnya, bukan oleh cara kematiannya.

“Mereka yang beremigrasi di jalan Tuhan, kemudian terbunuh, atau mati, Tuhan akan memberi mereka perbekalan yang baik.” (QS. Al-Hajj: 58)

Ayat ini menunjukkan bahwa baik mereka yang terbunuh maupun yang wafat secara alami akan memperoleh ganjaran dari Allah, bukan karena cara mereka mati, melainkan karena perjuangan mereka di jalan Allah.

Pernyataan serupa juga ditemukan dalam Surah Ali Imran:

“Jika kamu terbunuh di jalan Tuhan atau mati, pengampunan dari Tuhan dan belas kasihan lebih baik dari apa pun yang bisa mereka kumpulkan.” (QS. Ali Imran: 157)

Jelas bahwa pengampunan dan rahmat Allah bukanlah hasil dari cara kematian, melainkan dari keimanan dan perbuatan yang benar.

Kata ‘Syahid’ dalam Al-Qur’an Berarti Saksi, Bukan Martir

Dalam berbagai ayat, kata “syahid” selalu digunakan dengan makna “saksi” dan tidak pernah berarti “martir.” Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

“Itu akan terjadi pada Hari Kami membangkitkan dari setiap bangsa sebuah ‘syahid’ (saksi) melawan mereka.” (QS. An-Nahl: 89)

“Katakan, ‘Wahai Ahli Kitab, mengapa kamu tidak percaya pada wahyu Tuhan, padahal Tuhan adalah ‘Syahid’ (Saksi) atas apa yang kamu lakukan.” (QS. Ali Imran: 98)

Bahkan dalam ayat ini, Allah menyebut diri-Nya sebagai “Syahid” yang jelas tidak berarti “martir,” melainkan sebagai saksi atas segala perbuatan manusia.

Berikut adalah beberapa ayat lain yang menggunakan kata “syahid” dengan makna saksi:

  • QS. Al-Baqarah: 143
  • QS. An-Nisa: 41, 159
  • QS. Al-Maidah: 117
  • QS. Al-An’am: 19
  • QS. An-Nahl: 84
  • QS. Al-Hajj: 78
  • QS. Saba: 47
  • QS. Qaf: 21

Siapa yang Akan Menjadi ‘Syahid’ (Saksi) di Hari Penghakiman?

Pada Hari Penghakiman, orang-orang beriman akan diberi peran sebagai saksi:

“Mereka yang beriman kepada Tuhan dan rasul-Nya adalah ‘Siddiqoon’ (orang yang benar) dan ‘Shuhadaa’ (saksi) di sisi Tuhan mereka. Mereka akan mendapat pahala dan cahaya mereka.” (QS. Al-Hadid: 19)

Kesaksian para saksi ini akan melawan mereka yang menolak wahyu Tuhan dan tidak beriman:

“Tidak ada yang akan berbicara kecuali yang diizinkan oleh Yang Mahakuasa dan mengatakan apa yang benar.” (QS. An-Naba: 38)

Sebaliknya, orang-orang kafir tidak akan diberi kesempatan untuk berbicara atau membela diri:

“Celakalah pada Hari itu orang-orang yang menyangkal. Itu adalah hari ketika mereka tidak akan berbicara, mereka juga tidak akan diizinkan untuk menawarkan alasan.” (QS. Al-Mursalat: 34-36)

Para Saksi Dijanjikan Posisi Terhormat di Akhirat

Orang-orang yang berperan sebagai saksi di Hari Penghakiman akan mendapatkan kedudukan yang mulia di akhirat:

“Orang-orang yang mematuhi Tuhan dan utusan-Nya, mereka akan bersama mereka yang telah diberkati Tuhan dari para nabi, orang-orang yang jujur, para saksi dan orang-orang benar. Betapa bagusnya orang-orang seperti itu!” (QS. An-Nisa: 69)

Maka, orang-orang beriman memohon kepada Allah agar dijadikan bagian dari para saksi:

“Mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami percaya, maka tetapkanlah kami untuk berada di antara para saksi.’” (QS. Al-Maidah: 83)

Makna Syahid

Berdasarkan kajian ayat-ayat Al-Qur’an, makna “syahid” dalam kitab suci ini tidak merujuk pada “martir” yang meninggal dalam peperangan atau bencana, melainkan berarti “saksi.” Cara seseorang mati tidak menentukan nasib akhiratnya; yang menentukan adalah keimanan dan amal salehnya.

Oleh karena itu, pemahaman tradisional yang mengaitkan “syahid” dengan “syuhada” sebagai orang yang mati di medan perang dan langsung masuk Surga memerlukan telaah ulang yang lebih mendalam berdasarkan Al-Qur’an.

Semoga pemahaman ini dapat memberikan wawasan yang lebih jelas tentang makna “syahid” dalam Islam dan mengajak kita untuk lebih mendalami makna sebenarnya dari ajaran Al-Qur’an.

 

Example 120x600