Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Masjid Kapal Munzalan: Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah di Tengah Keberagaman

310
×

Masjid Kapal Munzalan: Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah di Tengah Keberagaman

Share this article
Masjid Kapal Munzalan (Masjid kapal munzalan.dog)
Example 468x60

Berdiri di tengah pemukiman non-Muslim, Masjid Kapal Munzalan memancarkan cahaya kebaikan melalui puluhan lembaga amalnya yang menjangkau seluruh Indonesia.

ppmindonesia.com, JakartaMasjid Kapal Munzalan, yang dibangun pada tahun 2011 dan mulai beroperasi pada tahun 2012, memiliki daya tarik unik tidak hanya karena bentuknya yang menyerupai kapal, tetapi juga karena beragam aktivitas sosial dan pendidikan yang dilakukannya.

Masjid ini terletak di Gang Imaduddin Jalan Sungai Raya Dalam 2, Kabupaten Kubu Raya, di kawasan dengan 95 persen penduduknya adalah non-muslim. Meskipun demikian, aktivitas masjid ini tidak mengganggu warga sekitar dan justru menciptakan hubungan harmonis dalam keberagaman.

Masjid yang memiliki luas 11 x 17 meter dengan kapasitas 200 jamaah ini dikelola oleh M. Nur Hasan, Rahman, dan Ustaz Luqmanulhakim. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Kapal Munzalan mengelola puluhan lembaga amal soleh yang dikelompokkan menjadi tiga bidang utama: pendidikan, sosial, dan usaha.

Dalam bidang pendidikan, masjid ini memiliki berbagai lembaga seperti kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Munzalan Boarding School (setara SMP), Balai Tahfiz Quran (BTQ), bimbingan belajar, dan aktivitas pendidikan bagi Santri Penerima Amanah (SPA).

Saat ini, dua lembaga pendidikan di Masjid Kapal Munzalan, yaitu KB/TK dan BTQ, telah memiliki beberapa cabang. KB/TK memiliki lima cabang, sementara BTQ berkembang menjadi lima cabang. Jumlah santri yang belajar di lembaga ini mencapai sekitar 700 orang.

Dalam bidang sosial, Masjid Kapal Munzalan merintis Gerakan Infaq Beras (GIB), yang telah berdiri di 70 kabupaten/kota di Indonesia dan tersebar di 22 provinsi dengan jumlah Pasukan Amal Sholeh (PASKAS/relawan) tidak kurang dari 2.500 orang. Pada tahun 2019, rata-rata GIB mendistribusikan 350.000 kilogram beras per bulan atau sekitar 4,2 juta kilogram beras per tahun, senilai Rp63 miliar.

Beras ini didistribusikan kepada anak yatim, santri penghafal Al-Quran, dan fisabilillah. Pada tahun 2020, jumlah beras yang didistribusikan meningkat menjadi 450.000 kilogram per bulan, dengan jumlah penerima manfaat sekitar 250.000 anak yatim, santri, dan fisabilillah.

Selain itu, Masjid Kapal Munzalan juga mengembangkan Baitulmaal yang telah memiliki sembilan cabang di seluruh Indonesia dengan omzet penerimaan ziswaf (zakat, infaq, sedekah, dan wakaf) rata-rata mencapai Rp6 miliar per bulan (2019).

Masjid ini juga memiliki Rumah Sehat yang dikelola oleh dua dokter dan 40-an perawat, sebagian besar berpendidikan sarjana muda (D3). Di Rumah Sehat Munzalan ini dikembangkan metode kesehatan thibun nabawi, pengobatan medis, herbal, hijamah, dan rukyah syariah.

Selain itu, Masjid Kapal Munzalan juga memiliki belasan bisnis produktif seperti perusahaan kuliner, toko, mini market, distributor, hingga ekspor komoditas unggulan. Seluruh bisnis ini dikelola oleh divisi khusus dan dioperasikan oleh sekitar 70-an tenaga produktif. Keuntungan dari bisnis ini sepenuhnya diserahkan untuk mendukung aktivitas dakwah di Masjid Kapal Munzalan.

Saat ini, Masjid Kapal Munzalan mengelola aset wakaf senilai tak kurang dari Rp50 miliar. Aset ini sebagian besar berasal dari masyarakat, dan sebagian kecil dibeli dari wasilah tijarah (usaha/bisnis). Para penggiat amal soleh Masjid Kapal Munzalan didukung oleh 14 kendaraan roda empat berbagai jenis dan sekitar 20-an kendaraan roda dua.

Seluruh lembaga amal soleh di Masjid Kapal Munzalan dioperasikan oleh santri yang disebut Santri Penerima Amanah (SPA). Jumlahnya mencapai 300 orang yang bekerja sepanjang hari. SPA diwajibkan mengikuti aktivitas pendidikan di masjid, melaksanakan shalat berjamaah, dan membaca Al-Quran sebanyak empat halaman setiap kali shalat.

Masjid Kapal Munzalan juga memiliki sekitar lima rumah dinas untuk para pengurus yang rumahnya jauh dari masjid. Saat ini, masjid ini sedang menyelesaikan pembangunan Munzalan Tower, sebuah bangunan setinggi enam lantai yang akan berfungsi sebagai lembaga pendidikan berbasis masjid serta wisma untuk ulama.

Masjid Kapal Munzalan dioperasikan oleh 600 personel yang bekerja full time. Para santri yang mengelola berbagai aktivitas masjid dibagi ke dalam lima divisi: Divisi Staf Khusus Kepengasuhan (SKK), Divisi Amal Pendidikan, Divisi Amal Usaha, Divisi Pusat Dakwah, dan Divisi Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

Masjid Kapal Munzalan membuktikan bahwa masjid bisa menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan ekonomi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, baik muslim maupun non-muslim. Melalui berbagai aktivitasnya, Masjid Kapal Munzalan terus berkontribusi dalam membangun peradaban yang lebih baik dan harmonis di tengah keberagaman.(ppm)

Referensi

https://kalbar.antaranews.com/berita/431930/uniknya-masjid-kapal-munzalan-mampu-kelola-puluhan-lembaga-amal

Example 120x600