ppmindonesia.com. Mataram, NTB – Di tengah arus modernisasi dan tantangan global, Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) NTB hadir dengan visi mulia: mengembalikan peran masyarakat NTB sebagai khalifah fil ard, pemimpin di bumi yang bertanggung jawab dalam membangun kesejahteraan dan kemaslahatan.
Para tokoh PPM NTB mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kondisi masyarakat NTB yang dinilai semakin menjauh dari kemandirian. Mereka meyakini bahwa, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an, manusia diciptakan sebagai pemimpin di bumi yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan menjaga alam serta membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Sejarah Panjang dan Komitmen Kuat
Lalu Gapar Ismail sebagai Ketua Penasehat PPM Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam sambutannya Perjalanan PPM NTB dimulai dari Yayasan Selapang Institut di Jawa Timur pada tahun 1986, sebelum akhirnya kembali ke NTB pada tahun 2001.
Sejarah panjang ini menjadi bukti komitmen PPM NTB dalam mengembangkan model pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas (LSF). Ujar Lalu Gapar Ismail sebagai Ketua Penasehat PPM Nusa Tenggara Barat (NTB).
.”Kami ingin mengembalikan kesadaran masyarakat NTB akan peran mereka sebagai khalifah fil ard,” ujar Lalu Kalid Tarmizi salah satu tokoh PPM NTB. “Kami ingin masyarakat NTB menjadi pelaku utama dalam pembangunan daerahnya, bukan hanya penonton.”
Menghadapi Tantangan dan Meraih Keberhasilan
PPM NTB menyadari bahwa perjalanan ini tidaklah mudah. Berbagai tantangan dihadapi, mulai dari kurangnya pemahaman masyarakat akan potensi diri hingga masuknya pengaruh asing yang mengancam kearifan lokal.
Namun, PPM NTB tidak gentar. Mereka terus berupaya mengedukasi masyarakat, membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan, serta mengorganisir mereka dalam kelompok-kelompok yang solid.
Salah satu keberhasilan PPM NTB adalah pendampingan masyarakat Sembalun dalam memperjuangkan hak atas tanah adat seluas 500 ha, dari Pt Sembalun Kusuma Emas (SKE) melalui Kasasi Mahkamah Agung setelah mealui proses hampi 35 tahun.
Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat yang terorganisir dan berdaya mampu meraih hak-hak mereka.
Model Pemberdayaan Berbasis Komunitas
PPM NTB menggunakan model pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas (LSF) yang terbukti efektif dalam menggerakkan perubahan sosial. Model ini menekankan pada partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
“Kami yakin bahwa masyarakat adalah kunci utama pembangunan,” ujar Burhad Said salah satu Tokoh PPM NTB. “Kami hanya memfasilitasi dan mendampingi mereka agar mampu mengembangkan potensi diri dan lingkungannya.”
Menuju NTB yang Mandiri dan Berkemajuan
Dengan semangat khalifah fil ard, PPM NTB terus berupaya membangun masyarakat NTB yang mandiri, sejahtera, dan berkemajuan. Mereka yakin bahwa dengan mengembalikan kesadaran masyarakat akan peran mereka sebagai pemimpin di bumi, NTB akan mampu meraih masa depan yang lebih baik.(acank)



























