ppmindonesia.com, Jakarta-Dalam Qur’an 3:110, umat Islam dipanggil untuk menjadi “Khaira Ummah”, yaitu umat terbaik yang diturunkan bagi seluruh manusia. Ayat ini mengajak kita untuk tampil sebagai teladan dan pemimpin yang menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan. Terdapat tiga syarat penting yang disebutkan dalam ayat ini agar bisa menjadi umat terbaik:
1.Menegakkan yang Ma’ruf (Amar Ma’ruf):
Ma’ruf secara bahasa berarti sesuatu yang dikenal atau diakui. Dalam konteks ayat ini, ma’ruf dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang sudah jelas dan ditetapkan, termasuk dalam aturan dan hukum yang berlaku, baik itu hukum agama maupun hukum negara. Menjalankan pemerintahan atau kehidupan dengan ma’ruf berarti mematuhi peraturan yang sudah ada dan berlaku sesuai dengan undang-undang atau konstitusi yang telah ditetapkan.
2. Mencegah yang Munkar (Nahi Munkar):
Sebaliknya, munkar adalah sesuatu yang belum ditetapkan atau belum diakui. Ini bisa diartikan sebagai segala bentuk pelanggaran terhadap hukum yang belum diatur secara resmi atau bertindak di luar batas aturan yang ada. Mencegah yang munkar berarti menolak tindakan yang tidak sesuai dengan konstitusi atau peraturan yang berlaku.
3. Beriman Kepada Allah:
Umat terbaik adalah mereka yang juga beriman kepada Allah dengan tulus dan konsekuen. Keimanan yang kuat adalah dasar dari segala tindakan dan keputusan. Dengan iman, seseorang akan lebih bijaksana dan adil dalam menegakkan kebenaran dan mencegah keburukan.
Pemahaman Lebih Lanjut Tentang Ma’ruf dan Munkar
Istilah ma’ruf sering diartikan sebagai “kebaikan,” dan munkar sebagai “keburukan.” Namun, secara linguistik, ma’ruf berasal dari kata ‘arafa yang berarti sesuatu yang dikenal atau diakui. Artinya, ma’ruf lebih terkait dengan sesuatu yang jelas dan ditetapkan dalam hukum atau peraturan yang diakui masyarakat. Sebaliknya, munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal atau belum diatur, belum diakui, atau tindakan yang melanggar ketetapan yang sudah ada.
Dalam konteks pemerintahan atau negara hukum, menegakkan ma’ruf berarti menjalankan pemerintahan yang mematuhi peraturan dan konstitusi yang telah ditetapkan. Sedangkan nahi munkar berarti mencegah segala bentuk pelanggaran hukum atau tindakan inkonstitusional.
Mengapa Penting untuk Menjadi Umat Terbaik?
Menjadi umat terbaik bukan hanya soal moralitas individual, tetapi juga terkait dengan peran sosial dan politik umat dalam menjaga ketertiban, keadilan, dan kebenaran dalam masyarakat. Ada tiga hal penting yang harus diperjuangkan:
1. Menegakkan Pemerintahan yang Sesuai Konstitusi:
Seorang pemimpin atau warga negara yang baik harus selalu menjalankan pemerintahan atau kehidupan bermasyarakat sesuai dengan hukum yang berlaku. Ini memastikan keadilan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Mencegah Tindakan yang Tidak Sesuai Konstitusi:
Menolak segala bentuk tindakan inkonstitusional adalah bagian dari menjadi umat terbaik. Ini berarti mencegah pelanggaran hukum, baik yang belum diatur maupun yang bertentangan dengan aturan yang berlaku.
3. Beriman Kepada Allah Secara Murni:
Keimanan kepada Allah harus diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tindakan sosial, politik, maupun personal. Keimanan ini menjadi fondasi dalam mengambil keputusan yang benar dan adil.
Qur’an 3:110 menantang umat untuk tampil sebagai umat terbaik dengan memenuhi tiga kriteria utama: menegakkan hukum yang berlaku (ma’ruf), mencegah segala bentuk pelanggaran hukum (munkar), dan beriman dengan kuat kepada Allah. Ini bukan hanya panggilan untuk menjadi individu yang baik, tetapi juga untuk menjadi umat yang memimpin dengan adil dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dengan demikian, Khaira Ummah adalah mereka yang mampu menegakkan keadilan, menjaga konstitusi, dan menegakkan iman kepada Allah dengan penuh konsistensi. Itulah hakikat dari menjadi umat terbaik di tengah-tengah kehidupan manusia.(husni fahro)