Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

Sinergi Koperasi Merah Putih dan BUMDes dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa

110
×

Sinergi Koperasi Merah Putih dan BUMDes dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa

Share this article

ppmindonesia.com.Jakarta – Pemberdayaan ekonomi desa di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran strategis dua entitas kelembagaan utama: koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keduanya hadir sebagai instrumen demokratis dalam mengelola potensi lokal dan menciptakan kemandirian ekonomi berbasis komunitas. Koperasi Merah Putih, sebagai bentuk aktualisasi nilai-nilai kebangsaan dalam praktik koperasi, menawarkan model kerja sama yang inklusif dan berkeadilan. Sementara BUMDes, lahir dari semangat Undang-Undang Desa, menjadi manifestasi kedaulatan ekonomi di tingkat lokal.

Namun, di tengah potensi besar yang dimiliki, sinergi antara koperasi dan BUMDes belum optimal. Masih terdapat dualisme peran, tumpang tindih kewenangan, hingga kesenjangan kapasitas manajerial dan literasi ekonomi warga desa. Padahal, jika dikelola secara terintegrasi, kolaborasi antara keduanya dapat memperkuat posisi tawar desa terhadap pasar, sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga secara merata dan berkelanjutan.

Koperasi dan BUMDes: Dua Pilar Ekonomi Desa

Koperasi di desa-desa Indonesia umumnya hadir lebih dahulu daripada BUMDes. Dengan basis keanggotaan dan prinsip “dari anggota, oleh anggota, untuk anggota”, koperasi menjadi wahana edukasi ekonomi sekaligus solidaritas sosial. Di sisi lain, BUMDes merupakan badan usaha milik desa yang modalnya sebagian besar berasal dari dana desa dan dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran warga desa.

Keduanya memiliki potensi saling melengkapi. Koperasi, dengan jejaring dan pengalamannya, dapat mendukung profesionalisme dan penguatan kelembagaan BUMDes. Sementara BUMDes, dengan dukungan regulatif dan akses modal dari pemerintah, dapat membuka ruang inovasi usaha berbasis potensi lokal yang lebih luas.

Belajar dari Tirta Mandiri Ponggok

Salah satu contoh sukses kolaborasi antara kelembagaan ekonomi desa adalah BUMDes Tirta Mandiri di Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggali potensi wisata air dari Umbul Ponggok, BUMDes ini berhasil mengelola unit usaha wisata, air minum, hingga penginapan, yang semuanya berkontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes).

Menariknya, BUMDes Tirta Mandiri juga menjalin kemitraan strategis dengan koperasi lokal dalam hal simpan pinjam, distribusi hasil usaha, dan penguatan permodalan. Model ini menunjukkan bahwa sinergi antara BUMDes dan koperasi bukan hanya mungkin, tetapi juga dapat menjadi mesin penggerak utama ekonomi desa.

Tantangan dan Jalan ke Depan

Namun demikian, tantangan sinergi tidak bisa disepelekan. Regulasi yang tumpang tindih, ego sektoral antar kelembagaan, hingga minimnya kapasitas SDM masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Selain itu, literasi warga terhadap pentingnya berorganisasi secara ekonomi masih perlu ditingkatkan.

Solusinya, perlu ada ekosistem kelembagaan desa yang memungkinkan kolaborasi, bukan kompetisi, antara BUMDes dan koperasi. Pemerintah desa dapat berperan sebagai fasilitator dan orkestrator, bukan hanya sebagai pemilik BUMDes. Pendampingan dari universitas, LSM, maupun tokoh masyarakat menjadi penting dalam membangun budaya kerja sama dan transparansi.

Menyambut Gagasan Presiden Prabowo

Dalam salah satu pernyataannya, Presiden terpilih Prabowo Subianto menekankan pentingnya membangkitkan kembali koperasi sebagai sokoguru ekonomi bangsa. Gagasan ini sejalan dengan visi Nawacita tentang membangun Indonesia dari pinggiran. Jika diterjemahkan dalam konteks desa, maka koperasi dan BUMDes harus diposisikan sebagai mitra strategis, bukan entitas yang saling menegasikan.

Pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo perlu memberikan insentif kebijakan bagi integrasi kelembagaan ekonomi desa. Misalnya, melalui dana stimulus khusus bagi koperasi yang bermitra dengan BUMDes, pelatihan terpadu manajemen bisnis desa, hingga regulasi yang jelas dan tidak saling bertabrakan.

Penutup

Pemberdayaan ekonomi desa adalah keniscayaan jika kita ingin membangun Indonesia yang kuat dari akar rumput. Koperasi Merah Putih dan BUMDes adalah dua sayap yang bisa membawa desa-desa kita terbang tinggi menuju kemandirian dan keadilan sosial. Namun, sayap itu hanya akan kuat jika digerakkan bersama oleh semangat kolaborasi, keberdayaan, dan cinta tanah air yang tulus.(emha)

Example 120x600