Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Keimanan Kokoh sebagai Fondasi Peradaban Agung

434
×

Keimanan Kokoh sebagai Fondasi Peradaban Agung

Share this article

ppmindonesia,com, Jakarta-Peradaban manusia yang agung tidak muncul begitu saja tanpa landasan. Ia dibangun di atas fondasi yang kokoh, terutama keimanan yang tertanam dalam hati setiap individu dan umat.

Dalam Islam, keimanan bukan sekadar keyakinan spiritual, tetapi sebuah prinsip dasar yang membimbing seluruh aspek kehidupan. Keimanan sejati ini memiliki kekuatan yang mampu melahirkan peradaban besar, yang kokoh di hadapan tantangan dan menebar keadilan di antara umat manusia.

Keimanan dalam Al-Qur’an: Pondasi Kuat Peradaban

Al-Qur’an menjelaskan bahwa keimanan sejati diukur melalui ketaatan total kepada Rasulullah ﷺ. Dalam QS An-Nisa (4:65), Allah menegaskan bahwa keimanan seseorang tidak dianggap sempurna kecuali jika ia mematuhi keputusan Rasulullah dalam setiap perkara yang diperselisihkan.

Keimanan ini bukan hanya tunduk secara lahiriah, melainkan harus disertai penerimaan penuh di dalam hati, tanpa sedikitpun keraguan atau keberatan.

Keimanan yang kuat juga digambarkan dalam QS Al-Anfal (8:2-4), di mana ciri-ciri orang beriman disebutkan secara jelas. Mereka yang hatinya gemetar ketika mendengar nama Allah, imannya bertambah ketika ayat-ayat-Nya dibacakan, dan mereka yang sepenuhnya bertawakal kepada-Nya. Keimanan mereka tidak berhenti pada aspek batiniah, tetapi juga terwujud dalam amal nyata, seperti menegakkan salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang dianugerahkan oleh Allah.

Orang-orang yang memiliki keimanan ini dijanjikan derajat yang tinggi, ampunan, dan rezeki yang mulia dari Allah. Ini menunjukkan bahwa keimanan adalah landasan peradaban yang berorientasi pada ketinggian moral dan spiritual, yang melahirkan manusia-manusia dengan integritas dan tanggung jawab besar.

Umat Islam sebagai Syuhada ‘alannas dan Ummatan Wasathan

Al-Qur’an menggambarkan umat Islam sebagai ummatan wasathan, atau umat yang berada di tengah, bukan dalam pengertian biasa, tetapi dalam arti sebagai penengah dan penuntun bagi umat manusia.

Sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Baqarah (2:143), umat Islam diutus untuk menjadi saksi atas perilaku manusia, sementara Rasulullah ﷺ menjadi saksi atas umat Islam. Konsep ini membawa tanggung jawab besar bagi kaum Muslimin untuk menjadi teladan dalam keadilan, kebenaran, dan kemuliaan moral.

Dalam konteks ini, umat Islam disebut sebagai syuhada ‘alannas, yakni orang-orang yang mampu memberikan bukti nyata kepada umat manusia tentang kebenaran ajaran Allah.

Mereka adalah umat yang tidak sekadar pasif dalam menghadapi tantangan zaman, tetapi aktif memberikan contoh bagaimana kehidupan harus dijalani berdasarkan prinsip-prinsip ilahiah. Melalui keimanan yang kuat, umat Islam diharapkan tampil sebagai pengendali kehidupan yang membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

Tanggung Jawab Umat Islam dalam Membangun Peradaban

Keimanan yang kokoh bukanlah sekadar untuk kemuliaan diri sendiri, tetapi sebuah amanah besar. QS Ali Imran (3:139) mengingatkan orang-orang beriman untuk tidak merasa lemah dan bersedih hati, karena mereka memiliki derajat yang paling tinggi di sisi Allah.

Derajat ini membawa tanggung jawab untuk menjaga dan menegakkan kebenaran, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan dari pihak-pihak yang menentang agama Allah (Dinillah).

Lebih dari itu, Allah juga menjanjikan ampunan dan rezeki yang mulia bagi mereka yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Anfal (8:74).

Umat Islam, dalam menjalankan peran mereka sebagai saksi atas manusia, harus siap dengan perjuangan dan pengorbanan demi menegakkan nilai-nilai kebenaran. Pengorbanan ini mencakup fisik, harta, bahkan kenyamanan hidup demi menegakkan keadilan dan kebaikan.

Keimanan Sebagai Pondasi Peradaban Agung

Jika kita menilik sejarah, keimanan yang kokoh telah terbukti mampu melahirkan peradaban yang gemilang. Peradaban Islam pada masa kejayaannya tidak hanya unggul dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan kemanusiaan. Fondasi dari semua pencapaian ini adalah keimanan yang kuat dan nilai-nilai Al-Qur’an yang membimbing setiap aspek kehidupan.

Keimanan memberikan panduan moral yang jelas, yang mampu membedakan mana yang benar dan salah, mana yang adil dan zalim. Umat Islam yang memegang teguh keimanan mereka tidak akan gentar menghadapi berbagai tekanan, karena mereka yakin bahwa janji Allah adalah benar, dan kemuliaan sejati hanya akan datang dari-Nya.

Dengan demikian, peradaban agung yang dibangun umat Islam tidak hanya bersifat material, tetapi lebih penting lagi, bersifat moral dan spiritual. Ia adalah peradaban yang menegakkan keadilan, menjaga martabat manusia, dan menebarkan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).

Penutup

Keimanan yang kokoh adalah fondasi utama bagi lahirnya peradaban agung. Umat Islam, dengan tugas sebagai syuhada ‘alannas dan ummatan wasathan, memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Mereka tidak hanya dituntut untuk mematuhi ajaran agama secara pribadi, tetapi juga untuk menunjukkan kebenaran ajaran tersebut melalui perilaku dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Keagungan peradaban Islam tidak akan terwujud tanpa keimanan yang kuat dan ketaatan penuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka, umat Islam harus terus menjaga dan memperkuat keimanan mereka, serta menjalankan amanah besar sebagai saksi atas umat manusia, membawa cahaya kebenaran dan keadilan ke seluruh penjuru dunia.(husni fahro)

Example 120x600