ppmindonesia.com, Jakarta– Pembebasan manusia dari kezaliman merupakan salah satu tujuan penting yang ditegaskan oleh Al-Qur’an. Dalam surah Al-Ahzab (33:43), Al-Qur’an menggambarkan bahwa Yushalli Allah—yaitu bentuk perhatian dan kasih sayang Allah kepada umat manusia—bertujuan untuk membebaskan manusia dari belenggu kezaliman. Allah memerintahkan manusia untuk menyambut Yushalli Allah tersebut dengan sikap penuh penyerahan dan kesetiaan terhadap Al-Qur’an, yang merupakan manifestasi dari Yushalli Allah.
Selain itu, dalam surah Al-Ahzab (33:56), disebutkan bahwa Allah dan para malaikat memberikan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam juga diperintahkan untuk memberikan shalawat kepada Nabi dan menyambutnya dengan sikap penuh kepatuhan. Hal ini menegaskan pentingnya sikap penyerahan kepada Allah, khususnya dalam hal menerima petunjuk yang disampaikan melalui wahyu.
Al-Qur’an juga menekankan dalam surah Al-Baqarah (2:157) bahwa orang-orang yang menerima shalawat dari Allah adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Ini memperkuat pandangan bahwa Yushalli Allah merujuk pada wahyu Ilahi yang diturunkan dalam bentuk Al-Qur’an. Wahyu ini, sebagaimana disebutkan dalam surah Ibrahim (14:1), diturunkan untuk membebaskan manusia dari kezaliman, sejalan dengan fungsi shalawat Allah yang membebaskan manusia dari ketidakadilan.
Lebih lanjut, Al-Qur’an juga berfungsi sebagai bentuk kepemimpinan Allah bagi orang-orang beriman (waliyul lazina amanu), serta sebagai petunjuk bagi umat manusia secara keseluruhan (hudan linnas). Al-Qur’an tidak hanya menjadi petunjuk, tetapi juga memberikan penjelasan yang jelas mengenai petunjuk tersebut, sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Baqarah (2:285), di mana Al-Qur’an disebut sebagai “bayyinatin minal huda”—keterangan dari petunjuk.
Dalam surah Al-Baqarah (2:159), peran Al-Qur’an sebagai sumber keterangan dari petunjuk (bayyinatin minal huda) ditegaskan dengan kalimat “bayyannahu linnasi fil kitab,” yang berarti Allah telah memberikan penjelasan yang jelas bagi manusia di dalam kitab-Nya, yaitu Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya menjadi pedoman hidup, tetapi juga memberikan penjelasan rinci yang dapat membimbing manusia keluar dari kezaliman dan menuju petunjuk yang benar.
Secara keseluruhan, artikel ini menyoroti bagaimana Al-Qur’an berfungsi sebagai manifestasi dari shalawat Allah, alat pembebasan dari kezaliman, dan sebagai petunjuk yang jelas bagi seluruh umat manusia. Allah, melalui wahyu-Nya, memimpin dan memberikan petunjuk agar manusia dapat menjalani kehidupan yang adil dan berlandaskan kebenaran. Apa judul yang sesuai dengan uraian kalimat diatas (husni fahro)