Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Memahami “Rahmat” dalam Al-Qur’an

427
×

Memahami “Rahmat” dalam Al-Qur’an

Share this article

Al-Qur’an adalah wujud rahmat Allah yang nyata, memberikan petunjuk, peringatan, dan cahaya bagi umat manusia. Mengajarkan dan mempelajari kitab ini merupakan langkah penting dalam menjadi orang yang benar-benar bertuhan, karena rahmat dan karunia Allah-lah yang menentukan keselamatan manusia

ppmindonesia.com, Jakarta-Dalam Al-Qur’an, istilah “rahmat” umumnya diterjemahkan sebagai kasih sayang. Namun, maknanya tidak sebatas itu. Ketika kata “rahmat” dirangkai dengan ungkapan seperti “Rahmatu Rabbika” atau “Rahmatullah”, konteksnya merujuk pada kasih sayang Tuhan yang berhubungan dengan kebijaksanaan dan keputusan Allah dalam memberi petunjuk dan kebaikan kepada umat manusia.

Salah satu contoh dalam Al-Qur’an, Qur’an 43:32, mengajukan pertanyaan retoris: “Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu?” Ayat ini dijawab dengan pernyataan tegas bahwa Allah-lah yang membagi rahmat di antara manusia, dan bahwa rahmat-Nya jauh lebih baik daripada segala apa yang dapat mereka kumpulkan di dunia.

Lebih lanjut, dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah menetapkan bahwa kitab wahyu-Nya merupakan salah satu wujud rahmat terbesar bagi umat manusia. Di dalam Al-Qur’an, ada sebelas pernyataan yang secara jelas menyebut kitab suci sebagai bentuk rahmat Allah, khususnya bagi orang-orang yang beriman dan berbuat baik. Berikut ini beberapa di antaranya:

  1. Qur’an 16:89 – Rahmat bagi orang-orang Muslim.
  2. Qur’an 6:154, 6:157, 7:52, 7:203, 10:57, 11:111, 16:64, 27:78 – Rahmat bagi orang-orang yang beriman.
  3. Qur’an 31:3 – Rahmat bagi orang-orang Muhsinin (orang yang berbuat ihsan).
  4. Qur’an 45:20 – Rahmat bagi orang-orang yang memiliki keyakinan (yuqinun).

Semua ayat tersebut menunjukkan bahwa kitab Al-Qur’an adalah rahmat Allah yang diturunkan sebagai kasih sayang kepada manusia, terutama untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus dan benar.

Rahmat Allah: Penentu Keselamatan Manusia

Selain itu, ada sejumlah ayat yang menjelaskan bagaimana rahmat Allah memiliki peran yang sangat menentukan dalam kehidupan manusia. Berikut beberapa contoh dari Al-Qur’an:

  1. Qur’an 2:64 – Jika bukan karena rahmat dan karunia Allah, manusia akan termasuk orang-orang yang merugi.
  2. Qur’an 4:83 – Jika bukan karena rahmat dan karunia Allah, manusia akan menjadi pengikut setan.
  3. Qur’an 4:113 – Jika bukan karena rahmat dan karunia Allah, manusia akan disesatkan oleh orang lain.
  4. Qur’an 24:14 – Jika bukan karena rahmat dan karunia Allah, manusia akan mendapat hukuman berat atas perbuatannya.
  5. Qur’an 24:21 – Jika bukan karena rahmat dan karunia Allah, tidak ada seorang pun yang cerdas selamanya.

Ayat-ayat tersebut menunjukkan betapa rahmat Allah sangat menentukan jalan hidup manusia dan menjaga mereka dari kesesatan. Oleh karena itu, perintah dalam Qur’an 10:58 mengajak umat untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah, karena rahmat itu lebih baik dari apa pun yang dapat mereka kumpulkan di dunia.

Fungsi Al-Qur’an sebagai Rahmat Allah

Al-Qur’an menegaskan berbagai fungsi pentingnya sebagai kitab petunjuk dan rahmat bagi manusia. Di antara fungsi-fungsi tersebut adalah:

  1. Hudan linnas – Petunjuk bagi seluruh manusia.
  2. Bayyinatin minal huda – Penjelasan dari petunjuk.
  3. Bashaa’iru linnas – Pandangan hidup bagi manusia.
  4. Nuuran mubina – Cahaya pencerahan yang nyata.
  5. Al-furqan – Pembeda antara yang benar dan yang salah.
  6. Kitabun laa raiba fihi – Kitab yang tidak ada keraguan padanya.
  7. Qur’anul hakim – Qur’an sebagai hakim dalam urusan kehidupan.
  8. Bayanun linnas – Penjelasan yang lengkap bagi manusia.
  9. Tibyanan likulli syai’in – Penjelasan atas segala sesuatu.
  10. Ahsana tafsiran – Tafsir terbaik.
  11. Ahsanal hadits – Kisah atau ucapan terbaik.
  12. Ahsanal qashash – Kisah yang paling baik.

Ketika semua fungsi ini difahami dengan benar, manusia akan memahami bahwa Al-Qur’an benar-benar kitab yang bebas dari keraguan. Jika masih ada yang meragukan kitab ini, maka mereka harus melihat ayat seperti Qur’an 6:67, yang menyatakan bahwa setiap berita dari Al-Qur’an pasti memiliki fakta pembuktiannya.

Misalnya, dalam Qur’an 36:39, Allah menjelaskan tentang pergerakan bulan yang memiliki garis orbit tertentu dan akhirnya kembali menjadi sabit. Realitas ini terbukti melalui pengamatan astronomi yang sesuai dengan deskripsi Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang pasti dan terukur, bebas dari keraguan.

Memahami Kejelasan dan Kecukupan Al-Qur’an

Bagi mereka yang masih meragukan kecukupan Al-Qur’an, Qur’an 29:51 mengingatkan bahwa kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sudah lebih dari cukup sebagai petunjuk. Lebih jauh lagi, jika ada yang menganggap bahwa ada ayat yang tidak jelas, Qur’an 2:159 menegaskan bahwa Allah telah menerangkan petunjuk-Nya dalam kitab dan akan melaknat orang yang menyembunyikan kebenaran tersebut.

Oleh karena itu, Al-Qur’an sebagai petunjuk sangat jelas. Jika ada petunjuk yang tidak jelas, maka itu akan membatalkan fungsinya sebagai petunjuk. Dengan demikian, sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk belajar dan mengajarkan kitab risalah kerasulan ini agar dapat menjadi orang yang benar-benar bertuhan (robbanin), seperti yang dijelaskan dalam Qur’an 3:79. (husni fahro)

 

Example 120x600