Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Menemukan Kedamaian Sejati: Panduan Al-Qur’an untuk Hidup Tenang dan Bahagia

205
×

Menemukan Kedamaian Sejati: Panduan Al-Qur’an untuk Hidup Tenang dan Bahagia

Share this article

ppmindonesia.com.Jakarta- Kedamaian dan kebahagiaan adalah dambaan setiap manusia. Tidak ada seorang pun yang ingin hidup dalam ketakutan, kecemasan, atau kesedihan yang berlarut-larut.

Dalam berbagai cara, manusia berusaha mencari ketenangan—ada yang mencarinya melalui harta, jabatan, relasi sosial, bahkan melalui hiburan dan kesenangan duniawi. Namun, sering kali semua itu tidak memberikan ketenangan yang hakiki, melainkan justru menghadirkan kecemasan baru.

Lantas, di mana dan bagaimana manusia bisa menemukan kedamaian sejati? Al-Qur’an sebagai pedoman hidup telah memberikan jawaban yang jelas: kehidupan yang tenang dan bahagia hanya dapat diperoleh dengan mengikuti petunjuk Allah. Firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah menyatakan:

“Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak akan bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 2:38)

Ayat ini memberikan pemahaman bahwa ketakutan dan kesedihan bukanlah kondisi yang tak terelakkan. Ada jaminan dari Allah bahwa siapa saja yang hidup sesuai dengan petunjuk-Nya akan terbebas dari rasa cemas dan duka. Tetapi, bagaimana cara mencapai keadaan tersebut?

Mempelajari dan Mengamalkan Petunjuk Allah

Untuk mencapai kedamaian sejati, langkah pertama adalah memahami dan mengamalkan ajaran Allah. Al-Qur’an menegaskan bahwa seseorang akan menjadi insan yang bertuhan jika ia mau mempelajari dan mengajarkan kitab-Nya:

“Jadilah kalian orang-orang Rabbani, karena kalian mengajarkan dan mempelajari kitab.” (QS. Ali ‘Imran: 3:79)

Proses belajar ini bukan hanya sekadar membaca, tetapi juga mendalami dan mengamalkan isinya. Dalam Surah Al-Baqarah, Allah menyatakan bahwa mereka yang benar-benar beriman adalah orang-orang yang membaca kitab-Nya dengan penuh pemahaman dan ketulusan:

“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan, mereka itulah yang beriman kepadanya.” (QS. Al-Baqarah: 2:121)

Dengan kata lain, iman yang kokoh lahir dari pemahaman yang mendalam terhadap petunjuk Allah. Orang yang memiliki pemahaman ini akan memiliki arah yang jelas dalam hidupnya, sehingga tidak mudah goyah oleh berbagai peristiwa yang bisa menimbulkan kecemasan atau kesedihan.

Menjaga Konsistensi dalam Keimanan

Setelah memahami petunjuk Allah, langkah berikutnya adalah menjaga konsistensi dalam menjalankan ajaran-Nya. Tidak semua orang mampu mempertahankan keimanan dalam setiap kondisi. Ada saat-saat di mana seseorang merasa lemah, tergoda oleh dunia, atau diuji dengan kesulitan yang membuatnya kehilangan arah. Oleh karena itu, Al-Qur’an memberikan solusi agar manusia dapat tetap teguh dalam keimanannya:

Dalam Surah Fussilat (41:30-36), Allah memberikan beberapa panduan untuk menjaga ketenangan dan kebahagiaan, antara lain:

  1. Meneguhkan keyakinan sebagai hamba Allah – Dengan menyadari bahwa hidup ini adalah bagian dari ketetapan-Nya, seseorang akan lebih siap menghadapi segala ujian dengan hati yang tenang.
  2. Menyeru kepada kebaikan dengan perkataan yang baik“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah?” (QS. Fussilat: 41:33). Ucapan yang baik mencerminkan kebersihan hati dan ketulusan dalam menyebarkan kebaikan.
  3. Menanggapi keburukan dengan kebaikan“Dan tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik.” (QS. Fussilat: 41:34). Seseorang yang mampu merespons keburukan dengan kebaikan akan hidup lebih damai dan terhindar dari konflik yang menambah beban pikiran.

Sikap-sikap ini tidak hanya akan memberikan ketenangan batin, tetapi juga akan mendekatkan seseorang kepada Allah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan kecemasan serta kesedihan.

Hidup Selaras dengan Fitrah

Manusia diciptakan dengan fitrah yang suci, dan segala perintah Allah selaras dengan fitrah tersebut. Allah berfirman dalam Surah Ar-Rum (30:30):

“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama Allah yang lurus; itulah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengannya.”

Artinya, jika manusia hidup sesuai dengan aturan dan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Allah, maka ia akan menemukan ketenangan. Sebaliknya, ketika manusia keluar dari fitrahnya, ia akan mengalami kegelisahan, kebingungan, dan kesedihan.

Karena itu, Islam disebut sebagai dienul haq (agama kebenaran), sebagaimana dinyatakan dalam Surah At-Taubah (9:33). Islam bukan sekadar kumpulan aturan ibadah, tetapi juga sistem kehidupan yang memberikan panduan dalam segala aspek, mulai dari hubungan sosial, ekonomi, hingga pengelolaan emosi.

Misi Hidup: Menegakkan Kebenaran dan Menyebarkan Kebaikan

Banyak orang berpikir bahwa tujuan utama hidup adalah mencari kebahagiaan pribadi. Namun, Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati justru ditemukan dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan menyebarkan kebaikan.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Namun, Al-Qur’an juga menegaskan bahwa misi utama Rasulullah adalah menegakkan dienul haq di atas semua sistem kehidupan (liyuzhirahu ‘aladdini kullihi). Ini berarti bahwa Islam tidak hanya datang untuk memperbaiki akhlak individu, tetapi juga untuk membangun sistem kehidupan yang berlandaskan wahyu Allah.

Orang yang mengabdikan hidupnya untuk menegakkan kebenaran dan menyebarkan kebaikan akan merasakan ketenangan batin yang tidak bisa didapatkan dari kesenangan duniawi semata. Ia tidak lagi merasa takut atau sedih atas ujian dunia, karena ia yakin bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah.

Ketenangan Hanya dengan Petunjuk Allah

Ketenangan dan kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau dicapai melalui kesenangan duniawi semata. Ia adalah kondisi hati yang hanya bisa diperoleh dengan mengikuti petunjuk Allah. Seperti yang dijanjikan dalam Al-Qur’an:

“Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak akan bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 2:38)

Oleh karena itu, jika kita benar-benar ingin hidup dalam ketenangan, terbebas dari rasa cemas dan duka, maka jalan terbaik adalah kembali kepada Allah, memahami petunjuk-Nya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, kita tidak hanya mendapatkan ketenangan di dunia, tetapi juga kebahagiaan abadi di akhirat.(husni fahro)

 

Example 120x600